Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang yang Lucu Bagian 2 - Berpilin. Berputar.
Terlemparkan. Dua puluh lima tahun silam.
Kenangan-kenangan itu kembali sudah.
Di sini juga angin selalu bertiup menyenangkan. Tidak pagi. Tidak siang.
Tidak juga malam. Tapi sepanjang hari, sepanjang malam. Angin selalu
berhembus lembut membelai anak-anak rambut.
"Masih jauh, Kak?" Kaki-kaki kecil itu menjejak air anak Mingai setinggi
mata-kaki. Kecipak-kecipak. Sungai yang jernih. Di tengah hutan ini ada
puluhan cabang anak sungai kecil seperti ini.
"Masih—" Tubuh gendut dan gempal yang lima belas senti lebih tinggi
dibandingkan anak kecil di belakangnya menjawab pendek. Burung-burung
berhamburan dengan suara ramai saat dua anak itu membelah jalanan setapak
rimba.
"Seberapa jauh lagi? Lima menit? Sepuluh menit?" kecipak-kecipak.
Bebatuan licin menyembul dari permukaan sungai.
"Masih jauh! Dan kau jangan sampai terpeleset, YASH!"
Suara nyanyian puluhan burung memenuhi langit-langit hutan. Cahaya
pagi menerobos sela dedaunan, menerabas sela-sela putihnya kabut.
Membuatnya seperti mengambang. Bahkan seolah-olah kalian bisa menangkap
berkas cahaya itu. Mereka sejak setengah jam lalu menelusuri hutan. Tangkas
yang satunya, yang berjalan di depan, berjalan sambil menebas ujung-ujung
semak belukar yang menjuntai ke batang sungai, menghalangi mereka.
Kedua anak perempuan itu sebenarnya berbeda umur cukup jauh. Yang
besar sudah sekitar enam belas tahun, yang kecil baru enam tahun. Tapi karena
perawakan yang lebih besar sepertinya tidak akan tumbuh normal, sebaliknya
yang lebih kecil tumbuh lebih cepat, maka mereka seperti berbeda umur duatiga
tahun
saja.
Mereka lahir disebuah lembah indah yang sempurna dikepung hutan
belantara. Terpencil dari manapun. Dua jam perjalanan dari kota kecamatan
terdekat. Namanya, Lembah Lahambay. Persis di tengah-tengah bukit barisan
yang membentang membelah pulau. Deretan gunung-gunung kecil. Ada sebelas
puncak gunung setinggi 1.500-2.000 meter dpl di kawasan lembah itu.
Terselip disana-sini, ada sekitar empat perkampungan radius sepuluh kilo
di Lembah Lahambay. Berjauhan satu sama lain. Paling dekat terpisah satu
kilometer. Satu perkampungan paling banyak terdiri dari 30-40 rumah
panggung. Perkampungan mereka terletak paling tepi, paling bawah, berbatasan
langsung dengan hutan rimba. Tapi meski disekitar kampung banyak terdapat
sungai, celakanya posisi kampung itu tetap lebih tinggi dari manapun. Sungai
besar yang ada di bawah kampung terpisah oleh dinding cadas setinggi lima
meter, yang membuat kampung itu seperti sempurna terpisah dari rimba.
Untuk menuruni dinding cadasnya saja sudah sulit bukan main. Maka
tidak seperti desadesa yang lazimnya dekat dengan hutan (yang otomatis berarti
dekat dengan sungai), disini penduduk menanam sawah tadah hujan, bukan
bercocok-tanam dengan sawah irigasi. Mereka hanya berharap pada siklus
kebaikan langit. Selebihnya bekerja mencari rotan, damar, kumbang hutan,
hingga belakangan menjual burung, kukang, jangkrik, dan apa saja yang laku di
kota kecamatan.
"Masih jauh, Kak? Lima menit? Sepuluh menit?" Gadis kecil yang
berumur enam tahun bertanya lagi sambil melepas daun yang tersangkut di
rambut.
" Masih!" Laisa nama kakaknya, kali ini menjawab dengan nada sebal. Itu
pertanyaan yang ke dua puluh sepanjang perjalanan mereka. Adiknya selalu
saja suka bertanya. Berulangkali, Tidak bosan-bosannya. Malah pakai "menit-menitan"
segala. Bisa sabar dikit kenapa!
dan anda bisa menemukan artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang yang Lucu Bagian 2 ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/10/bidadari-bidadari-surga-mozaik-6-berang_2.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang yang Lucu Bagian 2 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang yang Lucu Bagian 2 sebagai sumbernya.
Artikel Terkait: Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang yang Lucu Bagian 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 6
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 1
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2
0 comments:
Post a Comment