Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang Yang Lucu Bagian 5 - "Di depan sana—" Kak Laisa berbisik.
Wajah Yashinta sudah merah saking antusiasnya. Ia melapas caping
anyamannya (kepalanya gerah) lantas merangkak mengintip dari balik batang
besar itu. Mana? Mana? Mana? Suara getas ranting patah terdengar. Kak Laisa
meucubit lengannya. "Jangan berisik!" Mendesis. Yashinta manyun sebentar.
Kan tidak sengaja. Merangkak lebih hati-hati. Memperhatikan tempat yang
ditunjuk Kak Laisa. Memang ada bendungan tiga-lima meter di depan mereka.
Bendungan dari batang roboh yang persis melintang di tengah sungai. Yang
sekarang dipenuhi dedaunan, ranting-ranting, dan tanah liat.
Mana anak berang-berangnya? Yang ada hanya dua ekor burung
Meninting. Sibuk bercengkerama di atas bebatuan. Loncat-loncat.
Mengembangkan sayap indah hitam bergaris-garis putih milik mereka. Saling
menggoda.
Saat Yashinta siap mengeluh ke Kak Laisa sekali lagi. Bertanya man-na
anak berang-berangnya. Pelan terdengar suara kecipak dari pohon roboh di
tengah-tengah bendungan. Splash—
Aih! Mata Yashinta langsung melotot. Membesar.
Splash. Splash. Splash—
Yashinta berseru tertahan. Sekali lagi dicubit Kak Laisa.
Untung seruan itu tidak terlalu keras. Jadi tidak ada yang terganggu.
Gadis kecil itu mendekap sendiri mulutnya. Menyeringai cemberut, menoleh ke
arah Kak Laisa yang nyengir galak.
Splash—
Itu suara berang-berang ke lima yang meluncur ke dalam kolam
bendungan buatan mereka. Bukan main, lima anak berang-berang itu meluncur
anggun. Naik turun. Kepalanya celap-celup. Satu-dua jahil mengejar ikan-ikan
kecil yang banyak berkeliaran di sela-sela mereka. Celap-celup. Sungai itu
jernih. Jadi Yashinta bisa melihat hingga ke bebatuan dasarnya. Dua ekor
kepiting yang tadi nangkring di pinggir kolam sungai segera menyingkir. Juga
menyingkir sekumpulan udang yang sedang berjemur di bonggol kayu.
Menyisakan burung Meninting yang terus cuek berloncatan da atas batu, tidak
peduli dengan lima anak berang-berang. Mulut Yashinta terbuka. Terpesona.
Kak Ikanuri dan Kak Wibisana salah seratus persen, deh! Kata siapa anak
berang-berang tidak lucu? Yashinta sekarang saking gemasnya malah sudah
merangkak keluar dari balik batang, ingin melihat lebih dekat. Laisa hendak
menarik tasnya, mencegah. Tapi demi melihat ekspresi muka Yashinta yang
begitu sumringah, urung. Ia tidak ingin menganggu kesenangan adiknya.
Akhirnya hanya tersenyum tipis, membiarkan. Itu sungguh senyum pertamanya
sepanjang pagi ini, atau juga sepanjang minggu ini sejak Yashinta menyebalkan
selalu merajuk minta diantar.
Ah, Kak Laisa memang jarang tersenyum.
Berang-berang itu terus berkejaran di beningnya air kolam. Uap
mengepul dari inang sungai. Suara lenguh uwa terdengar dari kejauhan. Kicau
ramai burung-burung, Matahari pagi semakin terik. Permainan cahayanya dari
sela dedaunan yang memantul di beningnya air bendungan terlihat memesona.
Pagi yang indah. Benar-benar pagi yang indah di Lembah Lahambay.
Menyaksikan sendiri lima anak berang-berang berenang, saling bercengkerama,
persis dari bibir kolam bendungannya. Menyaksikannya dari jarak
sepelemparan batu saja.
Itu sungguh hanya ada dalam mimpi berjuta orang....
Ada apa?
Yashinta menyeka matanya yang basah. Menatap datar kedua temannya
yang nafasnya sudah kembali normal. Dingin angin pagi menyergap lereng
Gunung Semeru. Cahaya yang menembus kabut terlihat menawan. Yashinta
menarik nafas pelan. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Tepatnya belum. Yang
ia tahu, ia harus pulang segera. SMS itu amat mencemaskan.
Terlebih tiba-tiba semuanya terasa ganjil. Sesak. Kenangan itu kembali
bagai tontonan audio-visual dari layar teve LCD sejuta pixels. Begitu nyata.
Begitu dekat. Seolah ia bisa menyentuhnya. Menyentuh wajah Kak Laisa yang
pagi itu tersenyum tipis....
"Ada apa, Yash?" Teman ceweknya bertanya lagi.
"Aku harus pulang!" Yashinta menjawab pendek, menaikkan kembali
ransel ke pundaknya. Meneruskan langkah. Bergegas.
dan anda bisa menemukan artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang Yang Lucu Bagian 5 ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/10/bidadari-bidadari-surga-mozaik-6-berang_5.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang Yang Lucu Bagian 5 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang Yang Lucu Bagian 5 sebagai sumbernya.
Artikel Terkait: Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 6 Berang - Berang Yang Lucu Bagian 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 6
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 1
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2
0 comments:
Post a Comment