8. Setelah Kau Menikahiku - “Masih banyak detil-detil seperti ini yang mesti kita sepakati,”
lanjutnya. “Misalnya, aku ingin kau beri tahu aku kalau kau akan pulang
terlambat.”
Dahiku berkerut. “Untuk apa?”
“Apa kau tidak melapor kepada orang tuamu kalau kau akan pulang
terlambat?”
Aku menggeleng. “Ibuku sudah percaya bahwa aku bisa menjaga diriku
sendiri dan tidak akan melakukan hal-hal yang bodoh.”
“Tapi aku suamimu. Simulasi memang. Aku perlu tahu kenapa dan di mana
kau kalau pulang terlambat.”
“Kau kedengaran seperti diktator.”
“Kurasa aku tidak minta terlalu banyak.”
“Itu terlalu banyak untukku.”
Idan meletakkan sendoknya dan menatapku dengan mata menyala. Aku lupa
kapan terakhir kali aku melihatnya marah. Tapi aku yakin aku tak salah
membaca gelagatnya kali ini. Ia benar-benar marah.
“Ingat,” lanjutku hati-hati. “Aku bukan benar-benar istrimu. Kau tidak
punya hak untuk mengaturku seperti itu.”
Ia menunduk lama sekali, tangannya terkepal, buku-buku jarinya memutih.
Dan ruang makan itu menjadi sangat sunyi senyap. “Baik. Kalau itu maumu”
desisnya kemudian.
Kami melanjutkan sarapan dalam diam. Aku ingin mengatakan bahwa aku sama
sekali tidak menduga permainan itu akan membuat persahabatanku dengan
Idan memburuk. Tapi aku tak berani mengungkapkan itu. Aku yakin Idan
akan semakin berang karenanya.
Idan meninggalkan meja tanpa mengatakan apa-apa dan pergi ke kamarnya
untuk bersiap-siap ke kantor. Tak lama ia kembali menemui ku di ruang
makan. “Aku pergi, Pit,” katanya dingin.
Aku bangkit dari meja menghampirinya , berniat untuk memperbaiki
situasi. “Sebagian teman-temanku menyarankan ini,” ujarku sambil mer aih
tangan kanan Idan dan menempelkannya di bibirku. “Kupikir ada baiknya
kucoba. Oh, ya. Mereka bilang kau harus mencium keningku.”
Ia membungkuk dan menyapu keningku dengan bibirnya yang terkatup dan
berlalu tanpa mengucapkan apa-apa lagi.
Dasar tidak tahu terima kasih!
ku sengaja pulang terlambat malam itu. Dalam perjalanan pulang
kusinggahi suatu kafe yang belum pernah kukunjungi, sebagian untuk
memperoleh kesendirian dan sebagian untuk menghindari pertanyaanpertanyaan
yang pasti diberondongkan kawan-kawan yang biasa bersamaku menghabiskan sore hari.
dan anda bisa menemukan artikel 8. Setelah Kau Menikahiku ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/08/8-setelah-kau-menikahiku.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel 8. Setelah Kau Menikahiku ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link 8. Setelah Kau Menikahiku sebagai sumbernya.
0 comments:
Post a Comment