Sunday,Dec2,
0 com
Masuk ke gerbang hutan rimba.Pukul 02.00. Empat jam berlalu. Rombongan lelaki penduduk kampungterus menyisir rimba belantara. Karena mereka harus memastikan setiap semakbelukarbersih ditelusuri, pergerakan mereka lamban. Berteriak-teriakmemanggil. Suara itu membuat diam binatang hutan. Kosong. Sejauh inikosong. Tidak ada selain babi hutan yang melintas, berlari dengan anakanaknya.Tidak ada selain desau burung malam yang terbang...
►Posted by
:Unknown
:
at
7:47 PM
Sunday,Dec2,
"Kak, apa Ikanuri dan Wibisana baik-baik saja—" Dalimunte pelanmenyentuh lengan Laisa, bertanya cemas ke sekian kalinya.Laisa menoleh. Menggigit bibir. Entah menjawab apa. Ia sama sekalitidak mendengarkan pertanyaan Dalimunte. Kenangan buruk itu membungkuskepalanya. Kemana adik-adiknya malam ini? Kemana Ikanuri dan Wibisana?Kemana, ya Allah....Dan entah mengapa akhirnya kesadaran itu ditanamkan di kepalanya.Laisa mendadak ingat...
►Posted by
:Unknown
:
at
7:46 PM
Saturday,Dec1,
Mamak Lainuri yang sudah siuman mengeluh tertahan. Kalimat WakBurhan, kalimat terakhir Wak Burhan bukan lagi perintah mencari orang yangmasih hidup. Bercak darah…. "Hati-hati, jangan sampai ada yang terpisah darirombongan. Sang siluman mungkin masih mencari korban berikutnya...."Balai kampung itu terdiam. Seruan-seruan terhenti. Menelan ludah. Namaitu akhirnya tersebutkan sudah. Sang Siluman. Laisa sudah menggigilketakutan. Wak...
►Posted by
:Unknown
:
at
7:45 PM
Saturday,Dec1,
Sekejap. Pencarian itu dimulai. Mamak Lainuri sudah sejak tadi hanyaterduduk di kursi bambu. Dipegangi oleh ibu-ibu lainnya. Mamak semaput.Wajahnya pucat oleh perasaan gentar. Ya Allah, ia seperti bisa melihat kejadiandelapan tahun silam. Seperti tergambar jelas di depannya. Wak Burhan yangwaktu itu lebih muda, juga dengan cepat memberikan perintah. Orang-orangyang membawa obor. Tombak. Golok. Pencarian hingga dinihari. Dan hasilnya?Mamak...
►Posted by
:Unknown
:
at
7:44 PM
Friday,Nov30,
"Sejak kapan?" Wak Burhan menyemburkan sirihnya."Sejak tadi siang—""Ada yang tahu tadi siang anak itu kemana?" Wak Burhan menyambarobor di depan pintunya, memotong kalimat Mamak."Ee, tadi siang, tadi siang mereka bermain-main di ladang—" Laisamenjawab patah-patah. Serba salah. Ia tidak ingin menceritakan pertengkaranitu. Tidak ingin orang tahu kalau Ikanuri mengatakan kalimat kasar itu."Dan belum pulang?" Wak Burhan memotong...
►Posted by
:Unknown
:
at
7:44 PM
Friday,Nov30,
CELAKA. Benar-benar celaka. Kesibukan penduduk Lembah Lahambay hariitu ternyata tidak berhenti saat senja tiba. Tapi benar-benar hingga malam hari,24 jam.Menjelang maghrib setelah dipotong istirahat shalat ashar, lima kincir airitu sudah berderet rapi di dinding cadas sungai. Lubang-lubang pondasi sudahdituangi cor semen. Belum terpasang. Meski pondasinya sudah siap, lima kinciritu baru akan dipasang minggu depan, jadwal gotong-royong...
►Posted by
:Unknown
:
at
7:43 PM
Thursday,Nov29,
Melawan semakin berani. "LIHAT! Kulit kau hitam. Tidak seperti kami,yang putih. Rambut kau gimbal, tidak seperti kami, lurus. Kau tidak sepertikami, tidak seperti Dalimunte dan Yashinta. KAU BUKAN KAKAK KAMI.Kau pendek! Pendek! Pendek!"Kali ini kalimat Ikanuri benar-benar bak roket yang ditembakkan tiga kalidi lubang yang sama. Berdebum. Membuat lubang besar itu menganga lebarlebar,hitam pekat. Laisa terperangah. Sesak. Nafasnya...
►Posted by
:Unknown
:
at
7:41 PM
Subscribe to:
Posts (Atom)