27. Setelah Kau Menikahiku - Kugigit bibir ku saat setetes air bergulir di pipiku.
“Ita, akuilah. Aku menemukan separuh hatiku kepadamu dan hidupmu baru
akan lengkap denganku. Selama ini, aku sendirian dan kau dengan Idan,
hidup kita hanya mimpi, cacat, timpang. Dan kita baru akan memulai
hidup, setelah kita bersama. Saat ini kau tidak punya apa-apa, Ta, tidak
juga masa depan, tapi berdua, kita akan miliki segalanya ….”
“Hentikan,” potongku dengan suara bergetar.
“Kalau kau minta aku untuk berhenti berusaha mendapatkanmu lagi, kau
hanya buang-buang waktu dan tenaga. Kau tahu aku tidak semudah itu
disuruh mundur. Ini menyangkut sisa hidupku dan hidupmu. Tidak ada yang
lebih penting dari itu dan aku tidak akan berhenti sampai kau kembali
denganku.”
“Aku tidak bisa ….”
“Kenapa tidak?”
Ya, kenapa tidak. Pernikahan ini hanya sebuah permainan. Menyenangkan
memang. Tapi tetap hanya sekadar sandiwara. Tapi kenapa rasanya berat
sekali memutuskannya?
“Kau tidak mencintai Idan, Ta. Kau berbeda dengannya, jadi bukan
kesalahanmu kalau kau tidak bisa mencintainya. Satu-satunya perasaan
yang layak kau simpan untuknya cuma iba, karena ia tidak akan pernah
bisa mendapatkan hatimu dan ia akan selamanya menikah dengan perempuan
yang mencintai lelaki lain.”
“Aku ….”
“Akuilah, Ta, kau mencintaiku. Kebersamaan kita adalah takdir.”
Kututup mikrofon dengan tanganku dan menghela napas panjang. Seluruh
tubuhku rasanya terbakar dan lunglai dan dunia seperti berputar makin
cepat. Kupejamkan mataku.
“Aku tidak mencintaimu,” gumamku.
“Lebih keras lagi.”
“Aku tidak mencintaimu.”
“Kau berbohong.”
Lama sekali aku terdiam sebelum akhirnya sanggup mengucapkan, ”Ya.”
“Ita,” suara Pram gemetar. “Aku berjanji untuk selalu membuatmu bahagia”
ku tahu sejak awal bahwa permainanku dengan Idan akan berakhir, cepat
atau lambat. Tapi hatiku tetap enggan berdamai dengan kenyataan bahwa
aku harus bicara padanya tentang perpisahan. Aku sadar bahwa Idan
sendiri tidak berhak dan tidak mungkin menghentikanku. Bahkan, mungkin
ia akan merasa lega dengan keputusanku itu, karena akhirnya ia bisa
membenahi hidupnya sendiri lagi. Mustahil ia akan menolak berpisah
denganku. Apalagi, aku juga tahu ia sangat menyayangiku dan ingin aku
bahagia. Dan aku tahu, keputusan untuk kembali kepada Pram adalah yang
terbaik untukku dan masa depanku, sesuatu yang pasti akan didukung oleh
dan anda bisa menemukan artikel 27. Setelah Kau Menikahiku ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/09/27-setelah-kau-menikahiku.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel 27. Setelah Kau Menikahiku ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link 27. Setelah Kau Menikahiku sebagai sumbernya.
0 comments:
Post a Comment