Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 10 PERTEMUAN DI BALAI KAMPUNG 2 - Dalimunte tidak mempedulikan.
Balai kampung itu sudah ramai saat mereka tiba. Pertemuan sengaja
dilakukan sepagi mungkin, biar selepas acara, mereka masih sempat bekerja di
ladang. Kursi-kursi bambu berjejer rapi. Sudah disiapkan sejak semalam oleh
pemuda kampung.
Wak Burhan, sesepuh kampung berdehem, setelah memastikan semua
warga hadir, mengetukkan palu dari bonggol bambu, segera memulai
pertemuan. Warga kampung diam memperhatikan. Pertama, mereka
membicarakan soal kesepakatan lumbung kampung. Berapa kaleng yang harus
disetorkan setiap rumah untuk cadangan padi kampung. Per-kepala atau perhasil
panen. Lima belas menit penuh seruan-seruan. Usul-usul. Kalimat-kalimat
keberatan. Usul-usul lagi. Satu dua kalimat tidak penting. Satu dua usul lagi.
Setuju. Beres.
Mamak Lainuri menyeka dahi. Meski lima kaleng itu benar-benar akan
mengurangi penghasilan ladang mereka yang tidak luas, cadangan padi selalu
penting. Dua tahun silam saat ladang mereka terkena hama belalang, lumbung
kampung memastikan perut anakanaknya tetap kenyang. Setidaknya panen kali
ini semoga masih ada sisa buat membeli seragam sekolah buat Yashinta.
Lebih banyak lagi waktu dihabiskan untuk membahas soal perambah
hutan dari daerah lain, Seruan-seruan marah makin ramai. Memaki.
Mengancam. Wak Burhan, yang masih terhitung saudara Mamak Lainuri (dan
juga warga kampung lainnya) menengahi. Sepakat melaporkan soal itu ke polisi
hutan kota kecamatan. Separuh dari hutan di Lembah Lahambay itu adalah
kawasan taman nasional. Daerah konservasi. Hanya lokasi-lokasi tertentu yang
dibolehkan diolah, meski penduduk setempat sendiri kadang juga melanggarnya
dengan menangkapi uwa, kukang, atau binatang dilindungi lainnya. Tapi
perlakuan perambah hutan itu memang mencemaskan, mereka tega membawa
senso (gergaji mesin) besar, dan tanpa ampun mulai menebangi pohon-pohon
raksasa.
Perbaikan jalan bebatuan tiga meter itu diputuskan hanya dalam hitungan
menit. Keputusannya adalah: Menunggu. Menunggu pemerintah kota berbaik
hati sajalah. Mereka sudah terlalu repot dengan kehidupan sehari-hari untuk
ditambahi memperbaiki jalan sepanjang duapuluh kilometer itu. Lagipula desadesa
sekitar mereka juga menolak memperbaikinya, agar perambah hutan tidak
semakin sembarangan masuk membawa truktruk yang akan mengangkuti kayu
gelondongan hasil jarahan.
Membicarakan perselisihan batas ladang, sepakat memberikan tanda baru
untuk setiap batas kebun. Jadwal pengajian mingguan. Gotong-royong
perbaikan tangga kayu di cadas setinggi lima meter sungai. Sumbangan rutin
buat acara besar (Maulid, Isra Mi'raj). Dan beberapa masalah kecil lainnya.
"Masih ada yang ingin dibicarakan?" Dua jam berlalu sejak tadi pagi,
Wak Burhan sekarang menatap seluruh balai kampung. Lengang sejenak.
"Masih ada?" Wak Burhan bertanya sekali lagi.
Sepertinya sudah selesai. Tidak ada lagi yang hendak melaporkan sesuatu.
Wak Burhan tersenyum, meraih pentungan dari bongkol bambu, bersiap
menutup pertemuan. Saat itulah, saat penduduk kampung menggeliat santai
karena pertemuan sudah selesai, saat mereka beranjak merapikan baju yang
terlipat, tiba-tiba Dalimunte mengangkat tangannya. Awalnya ragu-ragu, tapi
karena sudah kadung, sudah sejak seminggu lalu meniatkan diri, maka sambil
menggigit bibir, Dalimunte menaikkan tangannya lebih tinggi, Muka-muka
tertoleh.
Muka-muka bingung. Bukannya sudah selesai?
Mamak Lainuri mengernyitkan dahi. Kak Laisa yang merasa ganjil,
menyikut bahu Dalimunte yang duduk di sebelahnya. Ikanuri dan Wibisana
yang sejak tadi hanya jahil tertawa-tawa saling berbisik menganggu dan sibuk
berkomentar terhenti cengirannya. Hanya mata Yashinta yang membesar penuh
rasa ingin tahu.
"Ya, kau ingin menyampaikan sesuatu Dalimunte?"
dan anda bisa menemukan artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 10 PERTEMUAN DI BALAI KAMPUNG 2 ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/11/bidadari-bidadari-surga-mozaik-10_22.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 10 PERTEMUAN DI BALAI KAMPUNG 2 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 10 PERTEMUAN DI BALAI KAMPUNG 2 sebagai sumbernya.
Artikel Terkait: Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 10 PERTEMUAN DI BALAI KAMPUNG 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 6
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 1
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2
0 comments:
Post a Comment