Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2 - "Apa perlu Lais cari, Mak?"
Mamak Lainuri berpikir cepat, "Nanti. Lepas dzuhur kalau tidak kelihatan
juga ekornya, kau cari mereka. Dasar tak tahu malu. Tidak pernah ada di
keluarga kita yang berpangku tangan saat orang lain sibuk bekerja—" Mamak
mengomel tertahan. "Jangan-jangan mereka ikut starwagoon ke kota lagi,
Mak!"
Muka Mamak mendadak memerah. Sebal. Kemungkinan itu benar-benar
membuat Mamak marah. Apa tidak kapok juga keduanya setelah diomelin
minggu lalu. "Ee, atau hanya pulang sebentar ke rumah disuruh Dali ambil
sesuatu—" Laisa menelan ludah. Menyesal kemungkinan soal starwagoon itu.
Mencoba membuat Mamak lebih nyaman. Percuma. Kalimat itu keliru, kalau
dengan Laisa saja mereka berdua enggan menurut, apalagi dengan Dalimunte.
Mana mau mereka disuruh-suruh begitu. Dan jelas Laisa keliru kalau
membayangkan urusan kali ini sesederhana itu.
Menjelang dzuhur, dua kincir air selesai. Dengan pasak besi, bebatan
batang rotan, kincir bambu itu terlihat kokoh. Disandarkan di dinding cadas
sungai. Dalimunte tersenyum senang, juga yang lain. Sejauh ini rancangan
Dalimunte hanya keliru satu hal, jumlah potongan bambu yang dibutuhkan.
Beberapa lelaki dewasa terpaksa masuk lagi ke hutan, mengambil belasan
bambu berikutnya.
"Mak, Ikanuri dan Wibisana belum kelihatan juga—" Laisa berbisik ke
Mamak.
Muka Mamak yang sedang membawa piring-piring plastik kentara sekali
jengkel. Sementara penduduk kampung berkumpul di pinggir sungai, duduk
membuat kelompok-kelompok di atas bebatuan. Wak Burhan menyuruh mereka
makan siang. Istirahat hingga satu jam ke depan. Beberapa selepas makan
beranjak ke surau. Shalat dzhuhur.
"Kau cari sekarang, Lais. Bila perlu seret saja dua sigung bebal itu
kemari—" Mamak menahan marah. Bagaimana pula ia tak marah, tadi salah
satu tetangga sebelah rumah sempat bertanya di mana Ikanuri dan Wibisana.
Pertanyaan itu tidak serius, hanya bertanya apa kedua anak itu sakit? Pulang?
Tidak enak badan? Mamak hanya tersenyum tipis, mengangguk. Bagi Mamak
urusan ini sensitif sekali.
Laisa tidak perlu diperintah dua kali, segera bergegas meletakkan ceret air
yang digunakannya untuk mengisi gelas-gelas. Melepas kain celemek butut.
Lantas beranjak menyeberangi sungai. Ia sama sekali tidak punya ide di mana
Ikanuri dan Wibisana berada. Meski begitu, tempat yang pertama kali harus
diperiksa adalah rumah. Siapa tahu mereka berdua sedang tidur mendengkur di
bale bambu.
Tidak ada. Laisa tidak menemukan Ikanuri dan Wibisana saat tiba di
rumah sepuluh menit kemudian. Mungkin mereka bermain-main di desa atas.
Laisa menyeka keringat di leher. Matahari siang, terik membakar lembah. Dari
surau, Wak Burhan mengumandangkan adzan. Baiklah. Mamak menyuruhnya
mencari. Itu artinya cari sampai dapat. Tidak ada kata kembali ke pinggir
sungai itu tanpa Ikanuri dan Wibisana. Maka tubuh gemuk dan gempal Laisa
beranjak menuruni anak tangga rumah panggung.
Percuma. Satu jam berlalu. Ikanuri dan Wibisana tidak ada di desa atas.
Starwagoon tua itu juga terparkir rapi di halaman rumah pemiliknya. Laisa
menyeka keringat yang mengucur semakin deras, satu kilo berjalan, sia-sia.
Memutuskan untuk memeriksa tempat kedua anak itu suka bermain-main.
Tidak ada. Mereka tidak ada di Curug Cuak (air terjun). Tidak ada juga di
jembatan gantung desa satunya lagi. Tidak ada di tempat biasa mereka mancing.
Tidak ada.
dan anda bisa menemukan artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2 ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/11/bidadari-bidadari-surga-mozaik-13-kau_28.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2 sebagai sumbernya.
Artikel Terkait: Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 6
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 1
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 3
0 comments:
Post a Comment