Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 8 KAU ANAK LELAKI bagian 4 - "Nanti Yashinta kasih minyak urut—" Yashinta berbisik pelan,
mengambil bunga rumput di dahinya.
Dalimunte mengangguk lagi.
Senyap. Angin lembah membuat ujung-ujung semak bergoyang. Terasa
menyenangkan. Caping anyaman Yashinta bergerak-gerak.
"Anak berang-berangnya ketemu?" Dalimunte bertanya pelan.
Giliran Yashinta yang mengangguk.
"Lucu?"
Yashinta mengangkat dua jempolnya, "Top banget, deh!"
Dalimunte tersenyum tipis, meski kemudian meringis lagi, lengannya
yang tadi dipukul terasa perih. Mereka terus berjalan menyusuri jalan setapak,
tanpa bercakap-cakap lagi. Kak lisa terus melotot di belakang.
Matahari hampir tiba di puncaknya. Terik membakar lembah.
Ah, meski belum satupun yang menyadarinya, hari ini garis kehidupan
masa depan mereka yang cemerlang sudah dimulai. Hari ini, garis kehidupan
sederhana dan apa adanya milik mereka mulai menjejak masa-masa depan yang
gemilang. Anak-anak terbaik dari Lembah Lahambay. Anak-anak yang
mengukir indahnya perjuangan hidup, Yashinta dengan berang-berangnya,
Dalimunte dengan kincr airnya. Ikanuri dan Wibisana, entah dengan apanya.
Dan Kak Laisa dengan segala pengorbanannya.
Lihatlah, meski Dalimunte tidak sempat menyaksikannya sendiri, kincir
airnya ternyata sempurna bekerja. Air itu perlahan bergerak naik. Dari kincir
pertama. Naik terus ke atas, berputar seiring arus air sungai memutarnya.
Tumpah. Langsung disambar kincir air yang kedua. Kincir air yang kedua itu
lantas bergerak pelan. Berkereketan. Pondasinya bergetar. Tapi pelan mulai
berputar, air itu naik lagi, berputar terus. Tumpah....
Masih butuh tiga kincir air lainnya di cadas itu.
*********
"Bi, kenapa Abi tiba-tiba jadi pendiam?" Intan menarik ujung kemeja
Dalimunte, "Sakit gigi, yee?" Nyengir lebar.
Dalimunte mengusap wajahnya. Tersadarkan dari kenangan. Menatap
keluar jendela pesawat. Hamparan awan menggumpal putih nremenuhi
sekeliling. Mereka berada di ketinggian 30.000 kaki.
"Abi masib marah gara-gara hamster Intan, ya?"
Dalimunte perlahan menggeleng, lembut mengusap kuncir rambut
putrinya. Tersenyum. Tentu saja tidak. Hamster belang itu sekarang pasti
mendekam gelisah di ruang kargo pesawat. Dulu, putrinya suka sekali
menyelundupkan hamster dalam saku bajunya. Lolos di pintu pemeriksaan.
Maka hebohlah pesawat itu saat hamster belangnya ternyata menyelinap turun,
lantas masuk ke salah satu kotak makanan yang dibawa pramugari untuk
penumpang. Loncat. Berlarian di dalam pesawat yang sedang terbang persis di
atas lautan.
dan anda bisa menemukan artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 8 KAU ANAK LELAKI bagian 4 ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/11/bidadari-bidadari-surga-mozaik-8-kau_18.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 8 KAU ANAK LELAKI bagian 4 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 8 KAU ANAK LELAKI bagian 4 sebagai sumbernya.
Artikel Terkait: Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 8 KAU ANAK LELAKI bagian 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 6
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 1
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2
0 comments:
Post a Comment