Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 7 ITU BENAR-BENAR JAUH LEBIH PENTING bag 2 - Lima belas menit, mobil sport itu kembali meluncur keluar. Baru tiba di
jalan besar, giliran Intan yang berseru panik, "Tas sekolah Intan, tas sekolah
Intan ketinggalan, Bi!" Dalimunte benar-benar mendesis sebal. "Harus diambil,
Bi! Kan di tas ada gelang karet 'Safe The Plane' Intan, please….please...."
Mobil sport itu berbalik arah lagi. Kali ini tidak sulit menemukannya, karena
kaki Intan tersangkut tas sekolahnya sendiri persis mau masuk rumah.
Sepuluh menit, mobil sport itu kembali meluncur keluar. Dan kali ini
Dalimunte benar-benar mendesis mengkal. Saat tiba di gerbang tol, dia baru
menyadari laptop miliknya tertinggal. Seluruh hidupnya ada di situ, hasil
penelitian, nomor kontak, agenda, bahkan catatan kesehariannya. Dengan muka
mengeras, dia terpaksa memutar kembali setir. Maka setengah jam kemudian
saat mobil sport itu benar-benar berada di atas jalan tol menuju bandara, yang
tersisa hanya wajah merah bin bete Dalimunte.
"Bi, jangan marah, ya! Kan yang terakhir tertinggal laptop Abi...." Intan
nyengir sambil memeluk hamster belangnya. Menahan tawa. Ummi
menyeringai kecil, tersenyum tanggung melihat ekspresi wajah putrinya.
Dalimunte hanya berdehem tanggung.
"Abi, sih, pakai terburu-buru berangkatnya.... Lihat, tuh, sandal Abi
malah ketukar-tukar." Intan mendekap mulut. Ummi yang justru tidak kuasa
menahan tawa melihat kaki suaminya yang menginjak pedal gas dan kopling.
Intan benar. Warna-warni (mana suaminya masih pake kaos kaki segala).
Dalimunte akhirnya ikutan nyengir. Manyun. Tertawa kecil. Meski
sekejap kemudian melirik lagi jam di pergelangan tangannya.
Lima belas menit lagi pesawat itu take-off.
"Si, si.. What? NO! Assolutamente no! like i told you, siamo arivati a
Roma half hour fa, Albertino... saya mendengar suara Anda, Albertino... APA?
Tidak! Tentu saja tidak. Sesuai janji kami sudah tiba di Roma setengah jam lalu,
Albertino—"
"Teng-tong-teng-tong....I passeggeri del treno Eurostar (diretto a Paris
dslle ore 10.00) sono pregati di recarsi velocemente al binario 9...."
Roma Termini (stasiun kereta api pusat) itu meski terhitung sepi, karena
orang-orang sibuk menonton pertandingan final sepak bola, tapi tetap berisik
oleh suara teng-tong-teng speaker pengumuman.
"Tidak. Tidak bisa, Albertino. Tidak bisa. Kami harus segera kembali ke
Jakarta. Sekarang juga. Pagi ini juga. Ya! Ya! Pertemuan itu batal —Hallo? Kau
mendengarnya, Albertino? BATAL!" Belepotan Ikanuri menjelaskan lewat
telepon genggamnya. Satu karena dia bersama Wibisana sedang terburu-buru
membawa ranselnya mencari peron nomor 9. Dua karena bahasa Italianya jauh
dari lancar, campur-campur. Campur Inggris, malah kadang campur bahasa
Indonesia.
dan anda bisa menemukan artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 7 ITU BENAR-BENAR JAUH LEBIH PENTING bag 2 ini dengan url
http://adara-wpr.blogspot.com/2012/11/bidadari-bidadari-surga-mozaik-7-itu_13.html,
anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 7 ITU BENAR-BENAR JAUH LEBIH PENTING bag 2 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
namun jangan lupa untuk meletakkan link Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 7 ITU BENAR-BENAR JAUH LEBIH PENTING bag 2 sebagai sumbernya.
Artikel Terkait: Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 7 ITU BENAR-BENAR JAUH LEBIH PENTING bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 6
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 2
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 14 PENGUASA GUNUNG KENDENG Bag 1
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 5
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 4
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 3
- Bidadari-Bidadari Surga Mozaik 13 KAU BUKAN KAKAK KAMI Bag 2
0 comments:
Post a Comment